Salaman
Rabu, Februari 17, 2016
ceritanya anakku dicarikan guru ngaji iqra oleh neneknya. dari profil
awal dah tau bahwa guru ini aktif disebuah kelompok yg khas &
berbeda, so kami (saya & istri) beri batasan bahwa dia hanya
mengajar iqra dan tidak 'yg lainnya'.
eh malam ini dapat sms dari
istri, anakku cerita bahwa dia dan guru ngajinya shalat berjamaah di
masjid. Setelah selesai shalat, anak shaleh kami seperti biasa yg kami
ajarkan, hendak mencium tangan gurunya, tapi gurunya menolak. anakku
bertanya kenapa, gurunya jawab 'Rasul gak pernah salaman setelah shalat'. welah.. mulai deh 'yg lainnya' diajarkan juga.
mungkin saja Rasul gak pernah salaman setelah shalat, tp Rasul juga
sepertinya gak pernah menolak seseorang yg ingin berjabat tangan.
bukankah jabat tangan itu bernilai ibadah dan mengugurkan dosa?. jika
berjabat tangan setelah shalat menjadi kewajiban maka benar Rasul tidak
pernah menghukumi demikian dan itu salah, tetapi jika itu hanya
adab/tata krama maka seharusnya tidak ada masalah. Lagi pula jika mau
berdalil dgn 'Rasul tidak pernah' maka ngapain njengan ngajarin iqra,
bukankah Rasul sepertinya gak pernah ngajar ngaji, apalagi iqra. Piye
tho mas? Berdalil kok gak konsisten.
sumber: fbku 09 Feb 2016
0 komentar